Belum lagi honor desain grafis dan hasil cetaknya sebuah perusahaan Asuransi International saya terima, nafsu berpetualangan dengan sepeda motor tunggangan sudah menimbulkan gempa tektonik yang terasa menyenangkan. di dada saya. Adrenalin layaknya gemuruh Niagara diperalihan musim beku dan panas di buluh- buluh tubuh. Deras! Tetapi mau kemanakah saya kali ini? Masih belum jelas. Sampai akhirnya saya menemukan dua tempat yang bikin penasaran ini. Tidak hanya itu saya juga bingung menentukan pilihan, karena keduanya sama cantiknya.
1. Pantai Sawarna Lebak Banten
Sawarna. Mayoritas orang masih awam soal nama itu. Termasuk saya. Sampai hari ini dari surfing dibelantaranya "si mbah" Google saya berlabuh di beberapa laporan perjalanan tentang pantai ini. Bikin jiwa petualang saya tergelitik tak henti.
Sawarna. Mayoritas orang masih awam soal nama itu. Termasuk saya. Sampai hari ini dari surfing dibelantaranya "si mbah" Google saya berlabuh di beberapa laporan perjalanan tentang pantai ini. Bikin jiwa petualang saya tergelitik tak henti.
Sawarna, merupakan salah satu desa kecamatan Bayah. Fasilitas hotel untuk menginap sudah tersedia. Losmen atau Saung. Bedanya, yang pertama berbentuk rumah permanen biasa, sedangkan yang kedua, berupa rumah panggung dengan dinding anyaman bambu dan lantai kayu. Jarak pantai dari saung relatif lebih dekat, sekitar 200 meter. Uniknya, untuk menjangkau saung, kita harus melintasi jembatan gantung yang di bawahnya mengalir sungai menuju muara di pantai Sawarna. Di sungai itu juga kerap dipakai bermandi oleh bocah setempat
Rute lain yang bisa ditempuh adalah Jakarta – Tomang – Serang – Pandegelang – Malingping – Bayah – Sawarna, yang ini berjarak tempuh sekitar 260 km dengan waktu tempuh sekitar 7 jam.
2. Curug Malela Bandung Barat
Pesona Miniatur GRAND CANYON, Pantaslah kalau harus susah payah untuk mencapainya. |
Curug Malela masih dikatakan perawan atau belum terjamah. Kenapa demikian? Hm.. jalanan masih tanah dan bebatuan, belum ada tanda petunjuk untuk sampai ke Curug, serta belum ada retribusi tuk tempat wisatanya. Harus banyak bertanya kepada penduduk untuk mencapai lokasi.
Perjalanan menggunakan kendaraan hanya sampai di hutan pinus saja, kami melanjutkan dengan trekking menurun selama 30 menit melewati jalan setapak yang masih baru. Setelah melewati semak belukar yang tinggi, jurang, serta sawah tadah hujan milik penduduk setempat, akhirnya terdengar gemuruh air terjun dikejauhan. Curug Malela... Ha! Sepertinya saya harus siap menitipkan tunggangan di rumah penduduk setempat sebelum sampai tempat ini.
Menurut Blog resmi Wisata Bandung, bila menggunakan kendaraan umum dari Bandung, perjalanan bisa dimulai dari Terminal Ciroyom menggunakan bis antar kota dengan rute menuju Buni jaya yang melewati Ciroyom, Cililin, Sindang Kerta, Gunung Halu dan Rongga dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Atau dari Terminal Leuwi Panjang menggunakan bis dengan jurusan Cimahi atau Cililn, kemudian lanjutkan dengan angkot ke Bunijaya. Sepertinya ini bisa jadi perjalanan yang dramatis bagi saya. Apalagi di Malela belum tersedia penginapan untuk turisme. Tetapi sungguh menantang saudara- saudara.
Perjalanan menggunakan kendaraan hanya sampai di hutan pinus saja, kami melanjutkan dengan trekking menurun selama 30 menit melewati jalan setapak yang masih baru. Setelah melewati semak belukar yang tinggi, jurang, serta sawah tadah hujan milik penduduk setempat, akhirnya terdengar gemuruh air terjun dikejauhan. Curug Malela... Ha! Sepertinya saya harus siap menitipkan tunggangan di rumah penduduk setempat sebelum sampai tempat ini.
Menurut Blog resmi Wisata Bandung, bila menggunakan kendaraan umum dari Bandung, perjalanan bisa dimulai dari Terminal Ciroyom menggunakan bis antar kota dengan rute menuju Buni jaya yang melewati Ciroyom, Cililin, Sindang Kerta, Gunung Halu dan Rongga dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Atau dari Terminal Leuwi Panjang menggunakan bis dengan jurusan Cimahi atau Cililn, kemudian lanjutkan dengan angkot ke Bunijaya. Sepertinya ini bisa jadi perjalanan yang dramatis bagi saya. Apalagi di Malela belum tersedia penginapan untuk turisme. Tetapi sungguh menantang saudara- saudara.
Kok saya malah jadi semakin bingung. Sayangnya musim order pembuatan foto Pre Wed sudah lewat. Padahal kalau bisa berbarengan kan lumayan, selain biaya ditanggung klien juga tidak sendirian seperti biasanya. Kalau sama rombongan calon penganten bukan turing dan petualangan dong, malah garing jadinya. Ya resiko jomblo keren sih... (lol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar